Langsung ke konten utama

tugas 5 fonologi prosedur analisis fonem

Nama : Zulwahdini
Kelas : SASINDO A
Dosen : Dr. Mahmudah, M.Hum

PROSEDUR ANALISIS FONEM



pertama,  Mencatat korpus pada data setepat mungkin dalam transkripsi fonetis 
misalnya, dari korpus data bahasa indonesia, diperoleh transkripsi fonetis, sebagai berikut

1. (# me + nyi +sip+kan# )          'menyisipkan'        2. (#na+ma#)                                       'nama'
3. (#ka+mar# )                                    'kamar'              4.(#man+di#)                                      'mandi'
5. (#su+na+tan#)                              'sunatan'            6. (#tu+tu+ran#)                                'tuturan'
7. (#ho+mo+nim#)                         'homonim'              8. (#po+si+si#)                                   'posisi'
9. (#ko+de#)                                        'kode'            10. (#pa+su+kan#)                           'pasukan'

kedua, mencatat bunyi yang ada dalam korpus data ke dalam peta bunyi.
dari menghasilkan transkripsi fonetis korpus data pada langkah pertama, diperoleh bunyi-bunyi sebagi berikut
a. Bunyi Vokoid
b. Bunyi Kontoid 


Bilibial
Labio dental
Dental
Alveolar
Palato-alveolar
Palatal
Velar
Glotal
Plosif
p,m, 
-
t,d
-
-
-
k
-
Afrikatif
-
-
-
-
c
-
-
-
Frikatif
-
f
-
S
-
-
-
H
Lateral
-
-
-
L
-
-
-
-
Tril
-
-
-
R
-
-
-
-
Flap
-
-
-
-
-
-
-
-
Nasal
m
-
-
N
-
-
-
-
Semi-vokal
-
-
-
-
-
-
-
-

ketiga, memasangkan bunyi-bunyi yang dicurigai karena mempunyai kesamaan fonetis.
Bunyi-bunyi dikatakan mempunyai kesamaan fonetis apabila bunyi-bunyi tersebut terdapat pada  lajur yang sama,kolam yang sama,atau pada lajur dan kolom yang sama. Berdasarkan peroleh bunyi yang mempunyai kesamaan fonetis adalah sebagai berikut.
1.      [p] - [m]          
2.       [T] -[d]
3.      [l] – [r]
4.      [h] – [s]
5.      [m] – [n]
6.      [F] – [s]
7. 

Keempat, mencatat bunyi-bunyi selebihnya karena tidak mempunyai kesamaan fonetis.
            Bunyi-bunyi yang tidak mempunyai kesamaan fonetis adalah bunyi [c],[h], [k]
Kelima,  mencatat bunyi-bunyi yang berdistribusi komplementer.
        Pada korpus data yang saya miliki tidak ditemukan bunyi-bunyi yang bersifat komplementer.
Keenam, mencatat bunyi-bunyi yang bervariasi bebas.
         Pada korpus data yang saya miliki tidak ditemukan bunyi-bunyi yang bersifat komplementer.
Ketujuh, mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang sama (identis).
         Dari korpus diatas, bunyi [e] dan [i] berkontras dalam lingkungan yang sama , yaitu
(8) [#me+nyi+sip+kan#] 'menyisipkan'
(10) [#po+si+si#] 'posisi'
lingkungan identitasnya adalah 
[#m..+ny..+s..p+kan#] dan [po+s..+s..#]
jadi, [e] dan [i] adalah alofon dari fonem yang berbeda yaitu fonem /e/ dan /i/
kedelapan, mencatat bunyi-bunyi yang berkontras dalam lingkungan yang mirip (analogis).
          Dari korpus diatas, bunyi [a] dan [e] dalam lingkungan yang mirip, yaiyu
(10) [#me+nyi+sip+kan#]       'menyisipkan'
lingkungan yang mirip adalah
[#m.. +nyi+sip+k..n#]
jadi, [a] dan [ə] adalah alofon dari fonem yang berbeda, yaitu fonem /a/ dan /ə/
kesembilan, mencatat bunyi-bunyi yang berubah karena lingkungan.  
           Pada korpus data yang saya miliki tidak ditemukan bunyi-bunyi yang bersifat komplementer.
kesepuluh, mencatat bunyi-bunyi dalam inventori fonetis dan fonemis, condong menyebar secara simetris.
             Telah diketahui pada langkah kelima bahwa [p] dan [p'] adalah alofon dari fonem yang sama, yaitu /p/, karena kedua bunyi yang sefonetis tersebut berdistribusi komplementer. kalo begitu, berdasarkan premis kesimetrisan, [t] dan [t'] mestinya juga merupakan alofon dari fonem /t/.
Bukti dari korpus data:
(3) [#mə+nyi+sip+kan#]           'menyisipkan'
       [#tu+tu+ran#]                                 'tuturan'
Kesebelas, mencatat bunyi-bunyi yang berfluktuasi.
            Dari langkah kedelapan telah diketahui bahwa [a] dan [e] merupakan alofon dari dua fonem yang berbeda, yaitu /a/ dan /ə/. Tetapi, dalam korpus juga dijumpai [a] dan [ə] pada 1 korpus data:
           j. [#mә+nyi+sip+kan#] ‘menyisipkan

Yang tidak berkontras atau tidak membedakan makna.
            Oleh karena itu, satu bunyi dalam korpus data tersebut dianggap sebagai bunyi yang berfluktuasi. Dengan daemikian,[a] dan [ə] merupakan dari fonem yang sama, yaitu /a/ dan /ə/.
keduabelas, mencatat bunyi-bunyi selebihnya sebagai fonem tersendiri.
              Bunyi-bunyi selebihnya adalah [s] dan [y]. bunyi-bunyi tersebut dianggap sebagai fonem tersendiri, yaitu /c/,/h/, /k/

Terima kasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penamaan bunyi bedasarkan daerah artikulasi

Kalimat : Ibu Mahmudah adalah dosen fonologi saya.  A. Penggolongan bunyi vokalnya dari kalimat "ibu Mahmuda adalah dosen fonologi saya" 1. Pembentukan vokal berdasarkan posisi bibir yaitu : a). Vokal bulat,  vokal yang diucapkan dengan bentuk gambar bulat. contoh dosen dan fonologi b). Vokal tak bulat, yakni vokal yang diucapkan dengan bentuk bibir tak bulat atau terbentang lebar. contoh adalah 2. Pembentukan vokal berdasarkan tinggi rendahnya lidah a). Vokal tinggi atau atas yang dibentuk apabila rahang bawah  merapat ke rahang atas. contoh Mahmudah b). Vokal Madya atau Tengah yang dibentuk apabila rahang bawah menjauh sedikit dari rahang atas.  contoh dosen c) . Vokal rendah atau bawah yang dibentuk apabila rahang bawah diundur kan lagi sejauh-jauhnya. contoh saya 3. Pembentukan vokal berdasarkan maju mundurnya lidah a).  vokal depan,  yakni vokal yang dihasilkan oleh gerakan turun naiknya lidah bawah. contoh adalah b). Vokal Tengah, yakni vokal yang dihasilkan

tugas fonologi 6 klasifikasi,distribusi, realisasi fonem bahasa indonesia

Nama : Zulwahdini Kelas : SASINDO A Nim : 1951141008 Dosen : Dr. Mahmudah, M. Hum Realisasi Fonem Bahasa Indonesia dalam Vokal Konsonan "F" No Fonem Alofon Keterangan Korpus Data 9 / f / [ f ] Jika sebagai onset dan koda dari unsur serapan [#fak+tor#] [#ali+if#]